Minggu, 13 Juni 2010

Micro Teaching,, What is It???


Micro Teaching berasal dari dua kata yaitu micro yang berarti kecil, terbatas, sempit dan teaching berarti mengajar. Jadi, Micro Teaching berarti suatu kegiatan mengajar yang dilakukan dengan cara menyederhanakan atau segalanya dikecilkan. Maka, dengan memperkecil jumlah murid, waktu, bahan mengajar dan membatasi keterampilan mengajar tertentu, akan dapat diidentifikasi berbagai keunggulan dan kelemahan pada diri calon guru secara akurat. J.Cooper & D.W. Allen ( 1971, h. I ) mengatakan bahwa Pengajaran mikro adalah studi tentang suatu situasi pengajaran yang dilaksanakan dalam waktu dan jumlah tertentu, yakni selama empat atau sampai dua puluh menit dengan jumlah siswa sebanyak tiga sampai sepuluh orang.bentuk pengajaran di sederhanakan, guru hanya memfokuskan diri hanya pada beberapa aspek.pengajaran berlangsung dalam bentuk sesungguhnya, hanya saja di selenggarakan dalam bentuk mikro. membahas tentang pengertian pengajaran mikro, sejarahnya, rasional, penggunaan pengajaran mikro dan efektivitas pengajaran mikro, serta rangkuman penelitian.

Micro teaching atau pengajaran Mikro merupakan kegiatan yang sangat vital bagi setiap mahasiswa atau calon guru. Untuk memenuhi tuntutan agar dapat menempatkan kediriannya utuh dan professional di bidang keguruan. Mereka beranggapan bahwa asal lulus pasti dapat mengajar, karena sudah belajar dan memiliki banyak teori yang berkaitan dengan cara-cara mengajar.

Tetapi kenyataan banyak masalah yang yang timbul saling bertautan satu sama lain, baik segi tempat, waktu praktik maupun aspek-aspek yang berasal dari diri mahasiswa atau siswa praktikan. Latihan praktik mengajar yang dilakukan secara langsung dalam real class room, akan banyak ditemukan permasalahan baru yang tidak mungkin dapat dipecahkan secara cepat dan tepat pada saat di depan kelas juga.

Calon guru yang melakukan real class room teaching akan berdampak cukup signifikan memenuhi maksud proses belajar mengajar. Dengan demikian, calon guru harus langsung di depan kelas berhadapan dengan 30 siswa atau lebih, untuk menyampaikan pesan atau misi satuan pelajaran yang padat dan kompleks, maka akan dirasakan sebagai beban yang berat. Sebab pada hakikatnya ia sendiri baru belajar untuk mengajar.

Dilihat dari aspek historis bahwa Pengajaran mikro mulai di kembangkan di Universitas Stanford pada tahun 1963, dalam rangka menemukan metode latihan bagi para calon guru yang lebih efektif.Dalam rangka mengembangkan keterampilan mengajar, perbuatan mengajar yang kompleks itu dipecapecah menjadi sejumlah keterampilan agar mudah dipelajari. Disamping itu diteliti pula cara-cara menggunakan metode secara fleksibel dan efektif, dan disertai pertanyaan-pertanya an sebagai reinforcement.

Sistem pengajaran kelas telah mendudukkan guru pada satu tempat yang sangat penting, karena guru yang memulai dan mengakhiri setiap interaksi belajar mengajar yang diciptakannya. Berbagai peranan guru, dibutuhkan keterampilan dalam pelaksanaan. Belajar merupakan usaha yang sangat kompleks, sehingga sulit untuk menentukan tentang bagaimanakah mengajar yang baik itu. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar yang tidak dapat menjadi petunjuk tentang pengetahuan seorang guru dalam mengakumulasi dan mengaplikasikan segala pengetahuan keguruannya. Itulah ,sebabnya seperti telah ditekankan di muka bahwa dalam melaksanakan interaksiu belajar mengajar perlu adanya beberapa keterampilan mengajar. Ada tidaknya interaksi adalah merupakan tanggung jawab guru, sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus. Suatu cara untuk menumbuhkan interaksi ini adalah dengan mengajukan pertanyaan atau permasalahan kepada siswa. Tetapi satu hal yang lebih penting ialah kemampuan guru dalam menyediakan kondisi yang memungkinkan terciptanya hal tersebut memiliki kemampuan untuk :

a. Menghargai siswa sebagai insan pribadi dan insan sosial yang memiliki hakikat dan harga diri sebagai manusia.

b. Menciptakan iklim hubungan yang intim dan erat antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa.

c. Menumbuhkan gairah dan kegembiraan belajar di kalangan siswa

d. Kesediaan dalam membantu siswa.

e. Aktivitas siswa yang bersifat negatif dalam arti mengganggu berlangsungnya proses belajar mengajar perlu segera dihentikan. Siswa yang bermain sendiri atau mengganggu teman yang lain atau berusaha menarik perhatian kelas, penting untuk mendapatkan perhatian guru. Ucapan yang dapat digunakan misalnya: tenang! Perhatikan kemari!, jangan ramai!, dan lain sebagainya.

Dasar Pemikiran

a. Guru sebagai profesional seharusnya memiliki tiga modal dasar yaitu pemahaman yang mendalam ter-hadap hal-hal yang bersifat filo-sofis, konseptual, dan skill

b. Pembelajaran merupakan suatu proses dan melibatkan berbagai aspek, karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif diperlukan keterampilan.

c.Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.

d. Sekumpulan teori yang diperoleh di perkuliahan tidak akan mampu secara otomatis menghadapi berbagai problema yang ada dalam kelas tersebut. Persoalan administrasi, tempat praktik dan mekanisme pengaturan waktu akan muncul secara bersamaan melahirkan situasi baru yang belum pernah ditemui oleh mahasiswa di meja atau di ruang sekolah sehari-harinya.

Karakteristik Mikro Teaching

Konsep pengajaran mikro dilandasi oleh pokok-pokok pikiran, yaitu Pengajaran yang nyata, artinya pengajaran di laksanakan tidak dalam bentuk sebenarnya, tetapi berbentuk mini dengan karakteristik sebagai berikut :

a. Peserta berkisar antara 5 – 10 orang

b. waktu mengajar terbatas sekitar 10-15 menit

c. komponen mengajar dikembangkan terbatas

d. Latihan terpusat pada keterampilan mengajar.

e. Mempergunakan informasi dan pengetahuan tentang tingkat belajar

f. umpan balik terhadap kemampuan guru / calon guru.

g. pengajaran di laksanakan bagi para siswa dengan latar belakang yang berbeda-beda dan berdasarkan pada kemampuan intelektual kelompok usia tertentu.

h. Pengontrolan secara ketat terhadap lingkungan latihan yang di selenggarakan dalam laboratorium mikro teaching

i. Pengadaan low-threat-situation untuk memudahkan calon guru mengajari keterampilan mengajar.

j. Penyediaan low-risk-situation yang memungkinkan siswa berpartisipasi aktif dalam pengajaran.

k. Penyediaan kesempatan latihan ulang dan pengaturan distribusi latihan dalam jangka waktu tertentu.

Tujuan Micro Teaching

Tujuan umum Micro Teaching adalah mempersipkan mahasiswa calon guru untuk menghadapi pekerjaan mengajar spsenuhnya di muka kelas dengan memiliki pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan sikap sebagai guru yang profesionalز Adapun tujuan khusus Micro Teaching sebagai berikut :

a. Menganalisis tingkah laku mengajar kawan sejawat dan dirinya sendiri

b. Mempraktikkan berbagai teknik mengajar dengan benar dan tepat

c. Mewujudkan situasi belajar-mengajar yang efektif dan efisien

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda